Sudah menjadi rahasia umum saat ini sedang trending atau viral banyak pihak menawarkan kursus belajar saham di sosial meida. Ada kelas dan mentor, ada yang berbayar mahal, murah bahan ada yang gratis.
Semua itu pilihan dan alternatif untuk kita semua. Data menunjukkan hanya 14 juta pihak yang membuka akun di Indonesia untuk investasi di Obligasi, Reksa Dana dan Saham. Masih di bawah 1% dari populasi yang diperkirakan saat ini 280 juta.
Di Amerika saja dari keluarga ada 50 – 60% yang investasi di saham, obligasi dan reksa dana. Jadi ternyata ada korelasi kemakmuran atau kelimpahan keluarga dengan hal berinvestasi di saham, reksa dana atau obligasi.
Nah penulis dalam hal ini membuat kursus online saham yang Anda bisa subcribe, relatif murah untuk ilmu yang berguna ini dan silahkan terjun mulai investasi di saham. Belajar saham atau kursus saham ini sengaja dibuat berdasarkan pengalaman pernah berkecimpung di dunia pasar modals elama 30 tahun.
Semua dari dasar dan untuk yang sudah berkecimpung di investasi saham tetap ikut kursus online belajar saham ini supaya punya wawasan dan pemahaman yang makin matang.
link untuk Kursus Pengantar Investasi dan Saham : link kursus.
Investasi di Saham adalah hal yang penting diketahui sejak dini.
Saham adalah investasi jangka panjang yang punya potensi untuk memberikan keuntungan dan di sisi yang lain ada sisi risiko.
Akan ada banyak tulisan juga tentang saham dan sekitar hal ini di website personal dalam format blog ini.
Di tulisan ini penulis mau sharing tentang macam-macam investor atau trader saham selama ini yang ditemui yaitu.
Dari pengalaman selama 30 tahun pernah berkecimpung di pasar modal, ada investor yang curcol akhirnya terbersit ternyata ada beberapa tipe investor yang ditemui.
- Investor Ikuti Trend :
Ada masa saham menjadi trend dan jadi berita di satu masa. Dahulu sedang viral IPO saham bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah. Ini terjadi di tahun 1990 sampai 2000.
Banyak perusahaan bagus mulai melantai di bursa. Sehubungan keuntungan yang diperoleh investor yang ikut IPO ini menjadikan berita menjadi viral dan jadi trend saat itu.
Waktu itu untuk beli saham IPO perlu antri sehingga antrian mengular dan kemungkianan dapat saham sedikit namun investor tetap antri sehubungan iming-iming (potensi) mendapatkan keuntungan lumayan besar.
Beberapa tahun belakangan ini juga sedang trend generasi milenial mulai banyak yang menjadi investor saham.
Sebelum 2017 jumlah pemegang saham, reksa dana dan obligasi mentok untuk jangka panjang di bawah 1 juta namun sejak 2017 melewati 1 juta dan terus melonjak sehingga data terakhir melewati angka 14 juta.
Porsi milenial ikut menjadi investor saham melonjak drastis. Ini berkaitan dengan mudahnya menjadi investor dan transakasi dari HP saja dan minimal bisa dari RP. 100 ribu saja. Ini lah yang saya kelompokkan dengan investor yang ikuti trend. Bahkan ada guru saham yang nge-trend.
- Investor Spekulatif
Investor spekulatif beranggapan bahwa dalam waktu yang singkat bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah.
Sedangkan kita pahami sebagai investor saham perlu mempunya strategi dan cara tersendiri, butuh waktu dan cenderung jangka panjang.
Investor legendaris saja seperti Warren Buffet, Ray Dalio, Jim Simmons bahkan Lo Kheng Hong dengan pendekatan Value Investing selama jangka waktu 10 sampai 30 tahunan hanya mencapai tingkat keuntungan 10% sampai 25% per tahun.
Jadi Investor spekulatif ini sering beranggapan dalam 1 tahun atau 1 bulan berinvestasi di saham bisa berlipat setidaknya 100% atau lebih.
Umumnya investor spekulatif adalah gambler, belum memahami tentang saham atau pelaku di instrumen investasi lainnya yang high return dan hig risk.
Perlu hati-hati untuk investor spekulatif ini. Sebaiknya memahami terlebih dahulu saham. Kita tidak bisa mengharapkan terlalu tinggi dari saham.
- Swing Investor
Swing Investor adalah istilah untuk investor yang berayun dengan menggunakan momen membeli saham di waktu terdiskon dan menjualnya di saat yang dirasa sudah terlalu tinggi.
Sering kali disebut dengan strategi price action.
Lama waktunya berayun itu relatif ada yang beberapa bulan, beberapa minggu atau beberapa hari.
Jadi Investor akan menganalisa dengan metoda tertentu secara rasional saham telah terdiskon dan akan menjualnya pada saat dirasa harganya sudah terlalu tinggi.
Seakan hal ini mudah namun dalam prakateknya perlu pendalaman tertentu.
- Investor Patah Arang
Investor Patah Arang adalah Investor Saham yang melakukan investasi atau trading di saham sering salah waktu. Saham sedang naik ikut membeli di saat turun perlu menunggu waktu lagi atau kalau kepepet cut loss.
Sehubungan salah waktu tersebut menjadikan lebih banyak ruginya. Hal tersebut menjadikan investor tersebut menjadi patah arang.
- Pengamat Saham Pesimistis
Ini adalah orang yang selalu memandang saham sudah jelek dan merugikan.
Hal ini biasanya orang tersebut hanya menjadi pengamat dan sudah beranggapan investasi di saham pasti rugi.
Layaknya yang ingin berenang namun tidak masuk ke air untuk setidaknya mulai mengenali air.
Ternyata prang ini ada. Tiap kali bicara cukup lantang dan seakan-akan rasional dan banyak tahu namun kenyataannya sangat takut karena sama sekali tidak buka akun di broker saham.
Mau belajar berenang tidak masuk ke air sehingga beranggapan berenang berbahaya. Nanti tenggelam.
Anggapannya Saham berbahaya dan merugikan. Selalu semacam itu namun sama sekali tidak pernah beli saham.
- Investor Follower
Investor ini tidak pernah memahami investasi di saham. Namun cukup beruntung karena memiliki teman, guru atau seseorang yang dibayar (membership) yang akan membeli saham tertentu, kapan belinya dan kapan jualnya mengikuti pihak yang dipercaya tersebut.
Ada beberapa follower yang untung ada juga yang rugi. Namun tidak memiliki dasar atas keputusan di beli jual saham tersebut.
Bisa dianggap bejo tapi bisa dianggap tak berpendirian.
Saya tidak komentar dalam hal ini.
Meski tidak memiliki dasar namun atas jual beli sahama dalah tanggap jawabnya. Jadi secara pribadi sebaiknya mulai belajar dasar-dasar saham.
- Investor Bijak Jangka Panjang
Investor jangka panjang ini mengikuti dan berprinsip seperti investor legendaris di atas yaitu Warreng Buffet, Jim Simmons, Ray Dalio atau Lo Kheng Hong.
Secara prinsip melakukan pendalaman akan ilmu investasi, berproses dan dalam jangka panjang meraih keuntungan.
Tidak selalu meraih keuntungan namun probabilitas untuk meraih keuntungan lebih besar daripada kerugian.
Mereka tetntunya pernah rugi namun dengan sudut pandang yang rasional, ikuti proses pengalaman, menjaga emosional dan selalu belajar dan mendalami bahkan sampai dalam sekali, hasilnya dalam jangka panjang terbukti dengan sendirinya.
Umumnya punya prinsip risiko adalah yang tidak diketahui. Jadi mereka berinvestasi di saham yang dipilih dan tingkat keyakinan akan saham pilihan tersebut cukup tinggi namun tetap menggunakan rasionalitas. Segala sesuatu ada alasan dan dasarnya.
- Investor Dividen Saham
Investor Dividen Saham adalah salah satu pendekatan jangka panjang mengakumulasi dana untuk diinvestasikan dalam saham yang keuntungannya didapatkan dari dividen.
Ini pendekatan berbeda dari butir di atas ini , di atas pendekatannya value investing sedangkan dividen dari saham bagus yang dividennya lumayan.
Hasil dari dividen saham menjadi acuan yang penting dalam pengambilan keputusan.
Saya tidak menganggap salah satu tipe investor di atas baik atau buruk.
Bisa jadi kita mulai dari salah satu atau lebih diantara hal di atas. Namun kita harapkan dalam perjalanan waktu apalagi jangka panjang kita bisa mencapai Investor di 2 butir di bawah.
Ataupun jika jadi trader saham tentunya mendasari dengan rasionalitas.
Saya ada 2 kursus tentang saham silahkan lihat link nya di profile IG saya @iggybw atau di linktree. Link kursus pengantar ini ya. Saya juga ada kursus di Udemy
Kursus saham atau belajar saham ini lebih memberikan dasar atau payung di awal agar tidak terjebak sebagai investor yang dominan merugi. Jadilah investor yang rasional.
Kita dalam mengambil keputusan lebih pertimbangan rasionalitas baik untuk jadi investor saham atau trading saham.
Mari kita trading atau investasi saham yang lebih rasional.
Salam.
Leave a Reply